PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN MINAT, BAKAT, POTENSI DAN KREATIF AUD



A. Pengertian Guru
    Istilah guru banyak digunakan dalam bidang pendidikan. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang pontensial di bidang pembangunan. Guru adalah mitra anak didik dalam kebaikan. Guru yang baik, anak didik pun menjadi baik. Tidak ada seorang guru yang bermaksud  menjerumuskan anak didiknya kelembah kenistaan. Karena kemuliaan  guru, Gelar pun disandangnya. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. [1]
    Guru adalah anggota masyarakat yang berkompeten (cakap,  mampu, dan mempunyai wewenang) dan memperoleh kepercayaan dari  masyarakat dan atau pemerintah untuk melaksanaan tugas, fungsi, dan peran, serta tanggung jawabnya, baik dalam lembaga pendidikan jalur sekolah maupun lembaga luar sekolah. Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan peserta didik. Guru adalah bagian penting dalam struktur masyarakat, baik dalam pengetian lembaga pendidikan, masyarakat pada umumnya, maupun dalam struktur kenegaraan. [2]
    Pengembangan kreativitas sangat penting dikembangkan sejak dini karena kreativitas sangat berpengaruh sekali dalam pengembangan aspek-aspek perkembangan anak usia dini, apabila kreativitas anak tidak dikembangkan sejak dini maka kemampuan kecerdasan dan kelancaran berfikir tidak berkembang karena untuk menciptakan suatu  produk dan bakat kreativitas yang tinggi diperlukan kecerdasan yang cukup tinggi pula. Dalam mengali kreativitas anak didik, guru hendak memahami psikologi perkembangan. Psikologi perkembangan diperlukan dalam rangka memberikan berbagai upaya yang sistematis, logis dan terencana, agar potensi anak didik dapat berkembang dan diarah sesuai dengan tujuan yaitu mengembangkan sumber daya manusia. Upaya tersebut berdampak positif terhadap pengembangan kreativitas anak didik yaitu dengan adanya prestasi yang diraih oleh guru dan anak didik di sekolah.[3]

B. Peranan Guru
    Guru memegang peranan yang sangat penting terutama dalam membentuk watak bangsa serta mengembangkan potensi anak didik. Adapun peranan guru yaitu sebagai berikut :
1. Guru Sebagai Fasilitator
    Sebagai fasilitator guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan anak didik  dalam kegiatan proses pembelajaran. Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, ada berapa hal yang harus dipahami, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan bersumber pembelajaran yaitu guru perlu memahami berbagai jenis media beserta fungsi masing-masing media tersebut, guru perlu memiliki keterampilan dalam merancang suatu media, guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar dan sebagai fasilitator guru dituntut agar memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak didik.[4]

2. Guru Sebagai Pengelola
    Sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer), guru berperan dalam menciptakan suasana belajar yang memungkinkan anak didik  dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh anak didik.[5]

3. Guru Sebagai Demonstrator
    Guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukkan kepada anak didik  segala sesuatu yang dapat membuat anak didik  lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator, yaitu :
  • sebagai demonstrator berarti guru harus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji. Dalam setiap aspek kehidupan, guru merupakan sosok yang ideal bagi setiap anak didik . Dengan demikian, dalam konteks ini guru berperan sebagai model dan teladan bagi setiap anak didik .
  • sebagai demonstrator guru harus dapat menunjuk kan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran dapat lebih dipahami dan dihayati oleh setiap anak didik . Oleh karena itu, sebagai demonstrator erat kaitanya dengan peraturan strategi pembelajaran yang lebih efektif.[6]
4. Guru sebagai evaluator
    Sebagai evaluator guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan perannya sebagai evaluator, yaitu :
  • Evaluasi untuk menentukan keberhasilan anak didik   
  • Evaluasi untuk menentukan keberhasilan guru.[7]
5. Guru Sebagai Sumber Belajar
    Peran guru sebagai sumber belajar, merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Kita bisa menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang baik manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar ia berperan sebagai sumber belajarbagi anak didiknya.[8]

C. Faktor Yang Mendukung Peran Guru Dalam Mengembangkan Minat, Kreativitas Dan Bakat Anak Usia Dini
       Minat sering dihubungkan dengan keinginan atau ketertarikan terhadap sesuatu yang datang dari dalam diri seseorang tanpa ada paksaan dari luar.  Minat merupakan kecendrungan dari hati yang tinggi terhadap sesuatu, suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan memfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan puas dan senang. Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik, karena guru berkewajiban untuk menumbuh minat belajar siswa. Bakat adalah kemampuan atau potensi bawaan yang dibawa seseorang sejak ia dilahirkan dan perkembangannya dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.  Sedangkan kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas, dan diferensiasi yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.[9] Adapun cara menumbuh kembangkan minat pada anak usia dini menurut Loekmono, yaitu[10]:
a) Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini yang menjadi sebab.
b) Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat meransang anak untuk belajar.
c) Menolong anak untuk memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik.
d) Cek pada orang atau guru-guru lain, apakah sikap dan tingkah laku tersebut hanya terdapat pada pelajaran saudara atau juga ditunjukkan dikelas lain ketika di ajar oleh guru-guru lain.
e) Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan belajar. Dalam hal ini orang-orang di rumah perlu diyakinkan akan pentingnya belajar bagi anak.  Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian anak, atau tergerak minatnya. Apabila minatnya tergerak, maka minat tersebut dapat dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah.

Sedangkan strategi mengembangkan kreativitas anak usia dini yaitu :

a)Pengembangan kreativitas melalui menciptakan produk  (hasta karya) asil karya anak yang dibuat melalui  kreativitas membuat, menyusun atau mengkonstruksi ini akan memberikan kesempatan bagi anak untuk menciptakan benda buatan mereka sendiri yang belum pernah mereka temui, ataupun mereka membuat modifikasi dari benda yang telah ada sebelumnya. Apapun yang dibuat oleh anak akan membantu  mereka menjadi lebih kreatif dan semangat untuk menemukan sesuatu yang baru.[11]
b)Pengembangan kreativitas melalui imajinasi salah satu latihan yang mendasar agar anak dapat berkreasi adalah dengan berimajinasi, yaitu kemampuan melihat gambaran dalam pikiran.
c)Pengembangan kreativitas melalui eksplorasi Ide kreatif sering kali muncul dari eksplorasi atau penjelajahan individu terhadap sesuatu. Eksplorasi dapat memberikan kesempatan bagi anak unuk melihat, memahami, merasakan, dan pada akhirnya membuat sesuatu yang menarik perhatian mereka.[12]
d)Pengembangan kreativitas melalui eksperimen. Eksperimen laboratorium tak perlu dibatasi dengan sebuah ruang kelas yang khusus. Sekolah modern memandang seluruh alam di sekitar sekolah sebagai sebuah laboratorium. Kegiatan eksperimen dapat pula dilakukan di taman kanak-kanak. Melalui eksperimen anak akan terlatih mengembangkan kreativitas, kemampuan berpikir logis, senang mengamati, meningkatkan rasa ingin tahu dan kekaguman pada alam, ilmu pengetahuan, dan Tuhan. Dan masih banyak lainnya.[13]

Adapaun faktor-faktor yang mendukung peran guru dalam mengembangkan minat, kreativitas dan bakat anak usia dini yaitu[14] :
a)Faktor bawaan (Genetik), mendukung perkembagan siswa atau individu dalam minat dan bakat sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak dalam segala potensi melalui fisik maupun psikis.
b)Faktor kepribadian yaitu keadaan spikologis dimana perkembangan  potensi anaka tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri.
c)Faktor Lingkungan, lingkungan (lingkungan sekolah, lingkungan keluarga atau lingkungan sosial) merupakan olahan dari berbagai hal untuk mendukung pergembangan minat dan bakat anak baik peran orangtua ataupun peran guru.
d)Bakat yang dimiliki peserta didik dapat mendukung proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.
e)Manajemen waktu, untuk menjasi kreatif, kegiatan anak didik seharusnya jangan diatur sedemikian rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi peserta mereka untuk bermain dengan gagasan, konsep dan mencoba dalam bentuk baru orsinal.

D. Faktor Yang Menghambat Peran Guru Dalam Mengembangkan Minat, Kreativitas Dan Bakat Anak Usia Dini
    Adapaun faktor-faktor yang menghambat peran guru dalam mengembangkan minat, kreativitas dan bakat anak usia dini yaitu :
a)Peran Keluarga, peran keluarga merupakan tolak ukur dalam menumbuhkan kreativitas anak didik. Faktor kendala tersebut adalah tidak singkronnya pengembangan kreativitas antara di rumah maupun di sekolah.[15]
b)Rasa emosional anak yang berlebihan, emosi seringkali diartika dengan marah. Ada perasaan senang, benci, marah, sedih, gembira, kecewa, takut cemas dan yang lainnya. Emosi ini terbagi menjadi dua yaitu emosi positif dan emosi negative. kreativitas anak didik akan terhambat dengan suasana emosional yang mencerminkan rasa marah atau kecewa kepada teman-temannya. Emosional tersebut dapat terlihat saat proses pembelajaran berlangsung.
c)Pengawasan guru yang terlalu ketat dalam proses pembelajaran. Anak Pengawasan merupakan usaha yang dilakukan oleh guru untuk memperhatikan,mengamati segala aktivitas anak didik. Peran guru disini adalah terlalu ketat dalam mengawasi proses pembelajaran anak didik, sehingga dapat menghambat anak didik dalam berimajinasi. Hal ini menunjukan bahwa menyampaikan kepada anak didik agar dapat menyelesaikan dengan cepat. Dengan adanya pengawasan seperti ini dapat membatasi anak didik untukberimajinasi. Sehingga dalam kondisi tersebut anak didik akan terburu-buru dalam mengerjakannya.[16]





DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. 2014.Interaksi Dan MotivasiBelajarMengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Mulyati.S., Aqmarina.S. A., “Meningkatkan Kreativitas PaAnak.” Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. 2 (Mei, 2013).

Mustaqim. 2008. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sanjaya. W, 2008.Pembelajaran Impelemtasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group.

Sudarman. M, 2013, Propesi Guru, Jakarta : PT. Raja Graindo Persada

Surya. A., 2017, Skripsi Peran Guru Dalam Menumbuhkembangkan Bakat Minat Siswa Di Smk Negeri 1 Tapaktuan, UIN AR-Raniry ,Banda Aceh

Syatra. N. Y, 2013, Desain Relasi Efektif Guru Dan Murid, Jogjakarta :Bukubiru Jogjakarta.

Rachmawati, Y., Euis. K., 2010, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana.

Ihsana W. K., 2015 Manajemen PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Pendidikan Taman Kehidupan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rasyid. A., 2017, Hadits-Hadits Tarbawi Teori Dan Praktik Pendidikan Sesuai Hadits Nabi Muhammad S.A.W. Yogyakarta: Diva Press.

 Wiyani. N. A., 2014, Mengelolah & Mengembangkan Kecerdasan Sosial & EmosionalAnak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.


[1] Sardiman A.M, 2014,Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT  Raja Grafindo Persada),h.125

[2] Momon Sudarman, 2013, Propesi Guru, (Jakarta : PT. Raja Graindo Persada), h.7

[3] Sri Mulyati dan Amalia Aqmarina Sukmawijaya, “Meningkatkan Kreativitas Pada Anak,” Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, 2(Mei,2013),125.

[4] NuniYusvavera Syatra, 2013, Desain Relasi Efektif Guru Dan Murid, (Jogjakarta : Bukubiru Jogjakarta),h.56.

[5] Wina Sanjaya, 2008, Pembelajaran Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group., h. 149.

[6] Wina Sanjaya, 2008, Pembelajaran Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group., h. 285.

[7] Wina Sanjaya, 2008, Pembelajaran Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group., h. 290-292.

[8] Wina Sanjaya, 2008, Pembelajaran Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group., h. 281

[9] Mustaqim, 2008, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h.140

[10] Djamarah, Syaipul Bahri, Fsikologi belajar. Cetakan I, (Jakarta: Rimanda Cipta, 2002), h. 32.

[11] Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana. (2010), h.53

[12] Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana. (2010), h.55

[13] El-Khuluqo, Ihsana. Manajemen PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini: Pendidikan Taman Kehidupan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2015.h,107

[14] Anis Surya, 2017, Skripsi Peran Guru Dalam Menumbuhkembangkan Bakat Minat Siswa Di Smk Negeri 1 Tapaktuan, UIN AR-Raniry ,Banda Aceh

[15] Ainur Rasyid. (2017). Hadits-Hadits Tarbawi  Teori Dan Praktik Pendidikan Sesuai Hadits Nabi Muhammad S.A.W. Yogyakarta: Diva Press, h,97.

[16] Novan Ardy Wiyani, (2014), Mengelolah & Mengembangkan Kecerdasan Sosial & EmosionalAnak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, h,21-22.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN MINAT, BAKAT, POTENSI DAN KREATIF AUD"

Post a Comment